MENGHITUNG WAKTU

Oleh : Herwanto Ahama

“Demi Masa! Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang yang ingat mengingatkan dalam kebaikan dan ingat mengingatkan dalam kebenaran.” (Q.S. Al-Ashr : 1-3)
Demikianlah Allah menjelaskan tentang manusia-manusia yang merugi hanya karena tidak mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Begitu banyak setiap detik yang terlewatkan hanya dipergunakan untuk melakukan pekerjaan tidak bermanfaat. Atau bahkan menggunakan waktu hanya untuk memenuhi kebutuhan duniawi tanpa menghiraukan keprluan ukhrawi.

Para Hukama pernah mengungkapkan kata-kata bijak, “Tidak akan terbit fajar suatu hari di ufuk timur melainkan ia selalu berseru : Hai Putra-Putri Adam! Aku adalah waktu, aku ciptaan baru yang akan menjadi saksi setiap perbuatanmu, maka gunakanlah aku karena aku tidak akan kembali sampai hari kiamat. Dan ini berlangsung terus tiap matahari menampakkan wajahnya.

Kalau demikian adanya sobat! Maka semakin jelaslah bahwa semua yang kita kerjakan, apakah itu kebaikan maupun kejahatan semua telah terekam dalam kaset waktu di alam ‘azali. Jadi tidak ada lagi yang bisa kita sembunyikan dari pengamatan sang waktu. Rekaman inilah yang kelak akan dipertontonkan ketika masa perhitungan di Yaumil Mahsyar di langsungkan. Tidak ada seorang anak manusiapun yang bisa mungkir dari film kehidupan yang di rekam oleh waktu.

Sobat…..!!! Mata kita boleh saja mengatakan tidak pernah melihat hal-hal yang di haramkan tapi waktu jualah yang akan berbicara bahwa pada usia yang kesekian kita pernah melihat keburukan. Mulut kita bisa saja mungkir atas semua kebohongannya selama hidup di dunia tapi lagi-lagi waktu yang akan mengatakan bahwa pada detik kesekian mulut ini pernah digunakan untuk berbohong, menipu, membicarakan aib orang lain, mengejek saudara-saudara kita yang lemah atau mengungkapkan janji-janji palsu. Hak bagi telinga untuk mengatakan tidak pernah mendengar kejelekan, tapi kewajiban waktu yang kembali berbicara bahwa telinga yang senantiasa mendampingi kita setiap saat pada jam sekian pernah digunakan untuk menguping pembicaraan yang penuh konspirasi kejahatan.

Begitulah adanya, behind the scene dari sinetron kehidupan kita akan ditayangkan di hadapan Allah yang kita sendiri yang akan menjadi terdakwanya. Saat itu kita hanya jadi aktor yang tak berdaya di tangan Sang Sutradara.
"Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu." (Q.S. Al-Isra :14)

Saudara….!!! Waktu adalah hitungan. 1 menit = 60 Detik, 1 jam = 60 menit, 1 hari = 24 jam, 1 minggu = 7 hari, 1 bulan = 4 minggu dan 1 tahun = 12 bulan = 365 hari. Kalau waktu adalah hitungan, mengapa kita tidak mampu membuat perhitungan untuk setiap amal perbuatan yang kita kerjakan dalam menghabiskan setiap detik waktu yang terlewat. Sebagai sebuah perenungan, jika kita mau menghitung setiap amal buruk yang kita kerjakan….sungguh benar-benar kita telah berada dalam lingkaran setan yang menjerumuskan kita dalam kekufuran.
Mari kita hitung, kalau usia produktif yang Allah berikan untuk kita beribadah sebanyak 20 tahun namun selama 20 tahun itu kita tidak pernah mengerjakan shalat 5 waktu. Bagaimana perhitungan ????
Diketahui :
1 hari = 5 waktu
1 bulan = 30 hari
1 tahun = 12 bulan
20 tahun = 240 bulan
Ditanya : Berapa koleksi dosa yang kita kerjakan???
Penyelesaian :
1 hari = 5 waktu (-5)*
1 bulan = 30 x 5 = 150 waktu (-150)
1 tahun = 12 x 150 = 1800 waktu (-1800)
20 tahun = 20 x 150 = 36000 waktu (-36000)
Jawabannya : Dalam kurun waktu 20 tahun jumlah dosa yang kita koleksi sebanyak 36000 dosa.

Pertanyaan yang kemudian muncul, masih pantaskah kita menghadap kepada Allah dengan dosa sebanyak itu? Mungkin itu baru sebagian kecil dari dosa yang kita lakukan selama ini bagaimana dengan dosa-dosa yang lain??? Berapa dosa tangan, berapa dosa mata, berapa kali lidah ini dipakai untuk menyakiti dan membicarakan aib orang lain, berapa kali kaki ini melangkah ke jalan yang di murkai Allah….???? Seandainya kita mencoba membuat perhitungan seperti perhitungan diatas, masih pantaskah kita hidup di dunia ini dengan fasilitas yang melimpah dari Allah SWT? Kapan dan dimana kita akan berterima kasih kepada Allah ?
Kalau 1 waktu yang kita tinggalkan Allah SWT balas dengan setitik bara api neraka yang diletakkan di telapak kaki yang kemudian mendidihkan otak kita, bagaimana keadaan kita jika kita telah berbalur dengan 36000 dosa. Na’udzu billahi min dzalik.

Tapi, sungguh Allah maha Pemurah…Allah Sang Maha Penyayang….Allah Sang Maha Pengampun…Berapa banyak manusia di dunia ini yang mengotori hidupnya dengan koleksi dosa, tapi Allah masih memberikan pepohonan untuk berteduh, hamparan bumi untuk berpijak, limpahan air yang bias kita minum dan masih banyak lagi fasilitas-fasilitas Allah yang tidak terhingga banyaknya.

Bahkan….siapapun yang dalam hidupnya senantiasa berada dalam kubangan dosa, pintu taubat Allah masih senantiasa terbuka lebar bagi mereka yang ingin bertobat. Besarnya dosa yang dilakukan manusia sama sekali tidak akan mampu menghalangi pengampunan Allah SWT.
Maka, bukanlah hal yang memalukan jika kita semua senantiasa melakukan perobatan di hadapan Allah SWT, mulai sekarang dan saat ini. Jangan ditunda lagi karena mungkin hari ini dan detik ini Allah merindukan kita untuk kembali berucap Astaghfirullahalazhim…….!!!

Comentários:

Posting Komentar

 
Muslim Kaffah Blog's © Copyright 2010 | Design By Gothic Darkness |